13 Alat Titrasi Asam Basa, Rangkaian Dan Prosedurnya

Diposting pada

Letterf.id –  Pada dasarnya proses titrasi menggunakan alat titrasi asam basa adalah untuk mengetahui konsentrasi atau jumlah relatif dari suatu senyawa atau ion dalam sampel yang dianalisis.

Proses titrasi melibatkan penambahan zat reaktan ke dalam sampel secara bertahap hingga tercapai suatu titik akhir yang ditandai dengan perubahan warna atau perubahan sifat kimia lainnya.

Titik akhir tersebut menandakan bahwa jumlah zat reaktan yang ditambahkan sudah cukup untuk mereaksikan semua senyawa atau ion dalam sampel dan dapat digunakan untuk menghitung konsentrasi senyawa.

Pengertian Titrasi

Titrasi adalah suatu metode analisis kimia yang digunakan untuk menentukan jumlah relatif dari suatu zat dalam suatu sampel dengan menggunakan suatu zat reaktan yang diketahui konsentrasinya (larutan standar) dan direaksikan dengan sampel tersebut.

Titrasi ini dilakukan dengan cara mereaksikan suatu larutan dengan volume tertentu dengan larutan yang konsentrasinya telah diketahui. Larutan ini biasanya disebut larutan baku sekunder dan larutan baku primer.

Jenis – Jenis Titrasi

Titrasi terdiri dari beberapa jenis yaitu titrasi asam basa, titrasi redoks, titrasi kompleksometri dan titrasi argentometri. Empat jenis titrasi ini digunakan untuk penerapan yang berbeda-beda. Lebih jelasnya akan dibahas dibawah ini.

1. Titrasi Asam Basa

Secara umum titrasi asam basa terbagi menjadi titrasi alkalimetri dan asidimetri. Titrasi alkalimetri merupakan titrasi yang dilakukan untuk mengetahui konsentrasi dari suatu larutan asam dengan larutan basa sebagai larutan standartnya.

Titrasi asidimetri merupakan kebalikan dari titrasi alkalimetri sebab titrasi asidimetri merupakan titrasi yang dilakukan untuk mengetahui konsentrasi dari suatu larutan basa dengan larutan asam sebagai larutan standartnya.

2. Titrasi Redoks

Titrasi redoks merupakan sebuah metode reduksi dan oksidasi. Dimana jumlah elektron yang dikeluarkan sama dengan jumlah elektron yang diterima.

Jenis titrasi redoks terbagi menjadi 4 jenis berdasarkan penerapan serta sifat larutan bahan baku yang digunakan, yaitu titrasi indometri iodimetri, titrasi permanganometri, titrasi dikromatometri dan titrasi bromatometri.

3. Titrasi Kompleksometri

Titrasi kompleksometri merupakan reaksi dari titran dan titrat yang kemudian akan membentuk senyawa kompleks.

Metode titrasi ini biasanya dilakukan untuk menganalisa konsentrasi dari senyawa logam atau sampel lain yang ingin diketahui kadar konsentrasinya.

4. Titrasi Argentometri

Titrasi argentometri merupakan titrasi yang melihat reaksi pembentukan pengendapan, pengendapan ini menggunakan perak (Ag) didalam metodenya.

Metode titrasi argentometri terbagi menjadi 3 jenis, metode mohr, metode volhard dan metode fajans. Metode Mohr umumnya digunakan didalam menentukan kadar klorin didalam suatu sampel.

Metode Volhard  menggunakan indikator yang berbeda dengan metode mohr yang dibahas sebelumnya. Metode volhard menggunakan indikator Besi Amonium Sulfat yang ditandai dengan titik akhir titrasi berwarna merah darah.

Yang terakhir yaitu metode fajans, metode ini menggunakan indikator dichlorofluorescein yang ditandai dengan titik akhir titrasi berwarna merah muda.

Fungsi Titrasi Asam Basa

Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas titrasi berfungsi  untuk menentukan suatu kadar didalam suatu sampel. Dan pada bidang industri pun metode titrasi tidak asing lagi untuk kita temui.

Seperti halnya titrasi asam basa bisa dijumpai pada industri makanan ataupun produk kosmetik. Titrasi pengendapan atau argentometri bisa dijumpai pada banyak industri. Dimana titrasi ini berfungsi menganalisa salinitas air.

Dan titrasi redoks biasa dijumpai pada industri obat-obatan, dimana dengan menggunakan metode titrasi redoks dapat menganalisa kadar vitamin C didalam suatu sampel obat.

Alat Titrasi Asam Basa

Metode titrasi tentunya menggunakan alat-alat yang dapat membantu prosesnya titrasi. Meskipun titrasi tersebut bersifat otomatis namun tetap saja membutuhkan setidaknya alat bantu didalam prosesnya.

Adapun alat untuk titrasi asam basa meliputi titran (titer), buret dan statif, titrat, labu erlenmeyer, karet penghisap, kaca arloji, labu takar, pipet tetes dan pipet volume.

Dimana prinsip titrasi ini melihat terlebih dahulu sifat dari suatu larutan yang akan diuji apakah bersifat asam atau bersifat basa kemudian jika sudah diketahui maka bisa ditentukan kadar atau konsentrasi dari suatu larutan tersebut.

Berikut daftar alat untuk titrasi asam basa yang perlu kamu ketahui :

1. Buret Dan Statif

Buret merupakan salah satu peralatan gelas yang ada dilaboratorium. Berbentuk silinder panjang dan terbuat dari kaca serta memiliki penutup dibagian ujung bawah.

Alat Titrasi Asam Basa
Buret Dan Statif

Buret juga disertai dengan pengukuran yang dimana fungsi buret sendiri adalah sebagai wadah peletakan peniter sehingga peniter dapat diteteskan kedalam sampel yang akan dititrasi.

Pengukuran dari buret sangatlah akurat sehingga persen kesalahannya sangat kecil. Dan juga buret memerlukan statif yang berfungsi sebagai penyangga dari buret didalam proses titrasi tersebut.

2. Tabung Erlenmeyer

Alat yang digunakan selanjutnya untuk titrasi adalah tabung erlenmeyer. Tabung erlenmeyer sendiri berbentuk seperti tabung kerucut dan memiliki leher untuk memudahkan saat dipegang.

Erlenmeyer biasanya terbuat dari kaca borosilikat yang dimana tidak akan bereaksi dengan larutannya.

Didalam titrasi, tabung erlenmeyer berfungsi sebagai wadah pencampuran suatu larutan kimia dengan peniter. Dan pada umumnya digunakan untuk menyimpan cairan serta mengukur volume cairan.

3. Karet Penghisap

Karet penghisap atau biasa disebut bola hisap berfungsi sebagai alat bantu pipet ukur ataupun pipet volume. Berbentuk karet dan memiliki 3 simbol didalamnya yaitu A, S dan E.

Dimana A untuk menekan bola agar kempes dan mengeluarkan udara pada gelembung pipet. Simbol S berfungsi untuk menyedot larutan yang akan diambil serta simbol E berfungsi untuk mengeluarkan larutan yang telah disedot.

4. Kaca Arloji

Pada proses titrasi kaca arloji biasanya digunakan sebagai wadah untuk bahan kimia yang bersifat padatan.

Dikarenakan sebelum melakukan titrasi, padatan tersebut dilarutkan terlebih dahulu agar bisa digunakan untuk titrasi.

5. Labu Takar

Jika padatan telah tertimbang pada penjelasan sebelumnya, maka langkah selanjutnya adalah melarutkan padatan tersebut dengan menggunakan labu takar atau biasa disebut labu ukur.

Alat Titrasi Asam Basa
Labu Takar

Pada proses memasukkan padatan tersebut kedalam labu ukur biasanya digunakan alat bantu tambahan yaitu corong kaca, batang pengaduk, pipet tetes dan tisu.

Tak hanya bahan yang berbentuk padatan , labu takar digunakan juga untuk mengencerkan suatu bahan kimia. Jika bahan kimia tersebut memiliki konsentrasi yang tinggi, sebaiknya aquadest dimasukkan terlebih dahulu sebanyak 1/3 bagian.

6. Pipet Tetes

Seperti yang dijelaskan diatas, pipet tetes digunakan sebagai alat bantu dalam melarutkan ataupun mengencerkan suatu bahan kimia.

Dimana berfungsi untuk mengepaskan agar tidak lewat dari garis batas dan dilihat sesuai miniskus dari bahan kimia tersebut.

7. Pipet Volume

Pipet volume digunakan untuk mengukur suatu larutan yang akan digunakan dalam proses titrasi. Dan tentunya menggunakan alat bantu yaitu bola hisap.

Proses titrasi harus menggunakan pipet volume karena keakuratan pipet volume cukup tinggi dimana tiap pipet volume hanya memiliki satu ukuran saja.

Rangkaian Titrasi Asam Basa

Jika fungsi dari alat alat titrasi sendiri sudah diketahui maka rangkaian titrasi akan mudah untuk dilakukan. Untuk rangkaian titrasi lebih jelasnya bisa dilihat seperti gambar dibawah ini.

Alat Titrasi Asam Basa
Rangkaian Titrasi Asam Basa

Prosedur Titrasi Asam Basa

Untuk prosedur titrasi akan kami bahas sebagai contoh titrasi asam basa. Titrasi asam basa kali ini yaitu penentuan kadar NaOH dengan HCl. Berikut langkah – langkah proses titrasi asam basa :

  • Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
  • Cuci buret dengan menggunakan aquadest kemudian cuci kembali dengan menggunakan larutan NaOH.
  • Setelah itu buret dipasangkan ke statif dan diisi dengan larutan NaOH hingga mencapai garis batas.
Alat Titrasi Asam Basa
Prosedur Titrasi Asam Basa
  • Kemudian pipet larutan HCl kedalam erlenmeyer sebanyak yang telah ditentukan.
  • Tambahkan indikator PP (Penofpetalein) sebanyak 3 tetes ke dalam HCl yang telah dipipet tadi.
  • Selanjutnya titrasi dengan menggunakan larutan NaOH yang telah diisi kedalam buret.
  • Lakukan titrasi tersebut hingga mencapai titik akhir titrasi berwarna lembayung.
  • Setelah itu catat hasil volume NaOH yang digunakan.
  • Ulangi langkah ke 4 hingga ke 8 sebanyak 3 kali untuk hasil yang akurat.

Tips Menggunakan Alat Titrasi Asam Basa

Sebelum memulai proses titrasi asam basa, ada baiknya kamu memperhatikan penggunaan alat untuk menjamin kelancaran proses titrasi. Oleh sebab itu, simak tips menggunakan alat titrasi asam basa berikut ini :

  • Pilih alat titrasi yang tepat untuk jenis titrasi yang akan dilakukan, seperti buret, pipet, atau dispenser.
  • Bersihkan alat titrasi dengan baik sebelum digunakan. Pastikan tidak ada kotoran atau sisa-sisa dari titrasi sebelumnya yang dapat memengaruhi hasil titrasi.
  • Persiapkan larutan standar dengan benar. Pastikan bahwa konsentrasinya sudah diketahui secara pasti dan cocok untuk jenis titrasi yang akan dilakukan.
  • Tambahkan indikator titrasi dengan hati-hati, mengikuti instruksi pada kemasan. Pastikan jumlahnya cukup untuk memberikan perubahan warna yang jelas pada titik akhir.
  • Jangan lupa untuk mencatat volume zat reaktan yang ditambahkan pada setiap tahap titrasi.
  • Aduk sampel dan zat reaktan dengan lembut dan teratur untuk mempercepat reaksi kimia.
  • Hentikan penambahan zat reaktan pada titik akhir yang ditandai oleh perubahan warna atau sifat kimia lainnya.
  • Ulangi titrasi sekali atau dua kali lagi untuk memastikan hasil yang konsisten.
  • Hitung hasil titrasi dengan benar, menggunakan rumus yang tepat dan memperhatikan satuan pengukuran.
  • Jangan ragu untuk meminta bantuan atau nasihat dari ahli kimia jika diperlukan.

Baca Juga : 11+ Fungsi Cawan Petri Laboratorium, Gambar Dan Cara Menggunakannya

Itulah penjelasan lengkap mengenai proses titrasi serta alat titrasi asam basa di laboratorium. Pastikan selalu cek peralatan untuk proses titrasi sebelum digunakan untuk memastikan alat berfungsi dengan baik.

Semoga bermanfaat !

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *